Wayang ini mewakili karakter ibu-ibu.
Dalam cerita kancil dia sebagai istri Pak Tani.
Dalam cerita Timun Mas dia sebagai ibu dari Timun Mas.
Hati ibu ini amat masgul, demi didapatinya bahwa anak yang dilahirkannya
adalah seorang perempuan. Anak yang didambakannya ternyata bukan
menjadi miliknya selama-lamanya. Tetapi apa lacur, janji harus ditepati.
Ketika sudah tiba pada waktunya, Timun Mas yang sudah beranjak remaja
harus menghadap Butoijo. Sesudah berdoa memohon petunjuk, maka ibu
memberi bawaan kepada Timun Mas. Bawaan Timus Mas berupa: biji-bijian
mentimun, tusuk gigi, terasi, dan garam. Dengan pesan, bahwa Butoijo itu
berbahaya, kalau sewaktu-waktu diperlukan maka Timun Mas diharapkan
menyebarkan salah satu barang bawaannya tersebut.
Dengan diiringi derai airmata sang ibu, maka pergilah Timun Mas untuk
menghadap ke Butoijo.