Home
Cara Membuat Wayang
Gambar 1: Gunungan
Gambar 2 : Kancil
Gambar 3 : Pak Tani
Gambar 4 : Pohon Ketimun
Gambar 5 : Buah Ketimun
Gambar 6 : Pagar
Gambar 7 : Hantu Ladang
Gambar 8 : Kurungan
Gambar 9 : Anjing
Gambar 10 : Alu
Gambar 11 : Batu
Gambar 12 : Buaya
Gambar 13 : Harimau
Gambar 14 : Dodol
Gambar 15 : Daun Talas
Gambar 16 : Sabuk
Gambar 17 : Canang
Gambar 18 : Rumah Tawon
Gambar 19 : Rumpun Bambu
Gambar selanjutnya
Gambar 20 : Putri
Gambar 21 : Nyai
Gambar 22 : Putut Butoijo
Gambar 23: Jaka
Gambar 24 : Lebah / Tawon
Gambar 25 : Keong / Kul
Gambar 26 : Pacul
Gambar 27 : Kerbau
Gambar 28 : Rusa
Gambar 29 : Monyet
Gambar 30 : Gajah
Gambar 31 : Kambing
Gambar 32 : Ayam Jantan
Gambar 33 : Anak Bayi
Gambar 34 : Gada
Gambar 35 : Arit
Contoh Wayang
Contoh2
Contact Me
Wayang Kancil
Gambar 7 : Hantu Ladang

Hantu Ladang
den.jpg

Hantu Ladang (Jawa: Den-den sawah), adalah alat untuk menakut-nakuti binatang sekaligus untuk menjebaknya. Fungsinya supaya hewan takut sehingga tidak merusak hasil sawah / ladang. Dibuat mirip manusia supaya hewan mengira bahwa ada orang yang sedang menunggu sawah / ladang.
 
Keesokan harinya seperti biasa pak tani mengunjungi ladangnya. Betapa kagetnya dia demi dilihatnya masih ada buah mentimun yang bisa hilang.
Dengan geram dibetulkanya letak pagarnya, tetapi keesokan harinya masih ada buah mentimun yang hilang. Dengan kesal dia bersumpah akan menangkap binatang pencurinya.
 
Pagi itu pak tani pergi ke pasar. Dia membeli buah labu kolak (jawa: waluh), getah pohon benda (jawa : pulut, berfungsi seperti lem perekat, biasa untuk menangkap burung). Setelah selesai berbelanja, dibawanya buah labu dan pulut ke ladang. Di ladang dia membuat orang-orangan dari buah labu, ditancapkan diatas potongan bambu, dibuatnya mirip wajah manusia, dilaburinya "hantu ladang" yang dia buat dengan pulut getah benda.
 
Sore harinya sang Kancil berkunjung ke ladang mentimun. Setelah berusaha seperti biasanya dia menemukan lubang sebesar kepalanya dan masuk. Betapa kagetnya dia demi didapatinya ada makhluk aneh di dalam ladang.
 
Kancil: "Wah apa ini? Ada makhluk kepala bulat, gundhul, menyeringai, berkacak pinggang."
 
Kancil bertanya : "Hei, siapa kamu."
 
Hantu ladang diam.
 
Kancil : "Wah sialan, sombong benar. Ditanya bukannya menjawab malah berkacak pinggang. Hei sialan, siapa kamu!!"
 
Hantu ladang membisu. Bergoyang-goyang kena angin.
 
Kancil : "Dasar sombong! Memang dikiranya siapa dia?! Saya tempeleng kapok kamu!!"
 
Hantu ladang tidak bergeming, masih berkacak pinggang.
 
"Tidak bisa dibuat sabar! Nih rasakan bogem mentah tangan kananku." , kata Kancil sambil melayangkan tinjunya.
 
"Lho!! Malah dipegang tanganku, lepaskan!", kata Kancil agak kaget.
 
"Ehh, kurang ajar!! Gak mau melepas. Nih pukulan tangan kiriku!!", teriak Kancil  sambil memukul.
 
"Ehh, malah dua-dua tanganku dipegang!! Lepaskan, atau kamu mau rasakan tendanganku??!!!, kata Kancil sambil menendang dengan kaki kiri.
 
"Wah kakiku dipegang juga! Kuhitung sampai tiga, kalau tidak kamu lepaskan semua aku tendang lagi! Satu, dua, tiga" , Kancil menendang yang terakhir kalinya. Semua anggota badannya lengket di hantu ladang. Semalaman sang Kancil bergelantungan.