Gambar wayang pak Tani menggambarkan petani sederhana kebanyakan.
Memakai topi caping, membawa arit. Gambar wayang ini bisa dipakai untuk menggambarkan tokoh selain petani.
Alkisah, bapak petani ini mempunyai ladang agak jauh di pinggir kampung (seperti kampung kebanyakan, ladang ada di pinggir
kampung, dekat ke hutan). Waktu itu musim menjelang kemarau, yang cocok ditanam adalah sejenis buah berair. Bapak petani ini
menanam mentimun.
Setelah ladang disiapkan, maka benih ditabur. Setiap pagi ladang dikunjungi. Benih disiram air, rumput dan gulma disiangi,
sehingga tumbuhlah sang benih.
Hari-hari berikutnya, selain menyiram dan menyiangi, bapak petani ini menyiapkan batang lanjaran, tempat untuk tumbuhan
mentimun untuk tumbuh memanjat. Demikianlah bapak petani tersebut sangan menyayangi ladangnya.